Normal People by Sally Rooney | Book Review

Prolog :

Sebelumnya izinkan aku ingin mengapresiasi diriku sendiri karena berhasil menyelesaikan buku ini.

Yeay! Good job, Rani!

Normal People oleh Sally Rooney merupakan buku pertama yang aku baca di bulan Maret tahun ini (2023). Meskipun sebenarnya, aku sudah mulai membaca nya sejak Februari lalu. Namun, seiring dengan Februari berlalu, buku ini hanya ku-diamkan begitu saja. Sampai akhirnya, Bulan Maret datang dan ku pikir ini waktunya menyemangati diri sendiri untuk mulai membaca nya (lagi)!

(Review ini memang ditulis pada bulan Maret, namun baru terbit Oktober)

Summary :

Normal People menceritakan tentang Connell dan Marianne. Perkembangan tokoh mereka berdua dari remaja yang duduk di bangku SMA sampai lulus kuliah. Nggak hanya tentang cinta-cintaan, buku ini juga melibatkan hubungan dalam keluarga, dan persahabatan, serta mengangkat isu mental health dan masih banyak lagi.

Cerita diawali dengan kehidupan Connell dan Marianne di High School. Connell si popular dan Marianne si “aneh”. Connell yang memiliki banyak teman-teman gaul vs Marianne si anak yang terkucilkan dari pergaluan.

Lorraine (Ibu Connell) bekerja untuk keluarga Marianne, sehingga Connell terkadang bertemu Marianne ketika dia menjemput ibunya dari rumah Marianne. Marianne merasa Connell adalah satu-satunya orang yang dia anggap teman.

Terkadang, Connell akan berbincang dengan Marianne sebentar sambil menunggu Ibunya menyelesaikan pekerjaannya. Namun, Connell tidak pernah mengajak berbicara Marianne saat di sekolah, selain hanya bertukar pandang.

Seiring berjalannya waktu, Marianne memiliki rasa ketertarikan kepada Connell – begitupun sebaliknya. Lama-lama mereka jadi terlibat suatu hubungan tanpa status slash backstreet.

Connell tidak ingin teman-temannya di sekolah tahu bahwa dia dan Marianne memiliki hubungan lebih, makanya dia meminta Marianne untuk merahasiakannya. Lagi pula, Marianne tidak memiliki teman untuk berbagi.

Kesimpulannya, Connell jelas “malu” jika teman-temannya tahu dia berteman dengan Marianne –si aneh. Itu sebabnya hubungan mereka rahasia. Meskipun pada akhirnya Connell menyesali perbuatan itu. Karena, akibat ulahnya, Marianne kecewa dan tidak mau lagi bertemu dengannya. Marianne bahkan tidak lagi pergi ke sekolah, hingga saat ujian sekolah tiba. Dia hanya datang untuk ujian.

Setelah lulus SMA, Marianne dan Connell masuk kampus yang sama yaitu, Trinity College Dublin.

Kehidupan kuliah Marianne dan Connell benar-benar berbeda dari High School. Ketika Connell masih struggling beradaptasi dengan kehidupan barunya sebagai mahasiswa di Dublin, Marianne justru sudah memiliki banyak teman populer. 

Connell merasa bahwa dia tidak belong dengan orang-orang di kampusnya, dia kesulitan untuk menjalin pertemanan. Dia merindukan teman-temannya di SMA (meskipun mereka bisa dibilang bukan anak yang baik).

Suatu ketika, Connell diundang untuk menghadiri sebuah pesta dan disana dia bertemu lagi dengan Marianne. Berkat pertemuan ini, Connell dan Marianne mulai menjalin pertemanan lagi dan menjadi semakin dekat.

Kisah cinta Marianne dan Connell sering putus nyambung, salah satunya diakibatkan karena kesalahpahaman. Bukannya saling mengungkapkan apa yang sedang dirasakan, mereka malah berasumsi terhadap satu sama lain. 

Intinya, complicated!

Tokoh : 

Karakter favoritku:

Selain Marianne dan Connell, kalian akan bertemu dengan Lorraine, Ibu Connell – yang memiliki porsi cukup banyak dibandingkan dengan orang tua Marianne (dalam novel ini).

Lorraine adalah tokoh favoritku. Karakternya sangat lovable. Aku suka cara dia membela Marianne dihadapan Connell. Meskipun Connell adalah anaknya, namun dia tidak membenarkan perilaku Connell yang menyakiti Marianne.

Sebenarnya, Connell memiliki karakter yang cukup lovable juga. Tapi, karena satu perbuatan dia yang fatal, untukku memang keterlaluan sih. Malah aku sempat benci banget sama dia. Kalau saja saat itu Connell nggak mengecewakan Marianne, Connell bisa saja berpotensi jadi tokoh favoritku. Namun, sayang sekali Connell, kau harus tersingkir dari kandidat karakter favoritku dan pemenangnya adalah Lorraine. *baksu-baksu*

Karakter yang tidak kusuka : 

  • Kaluarga Marianne, yaitu Mama dan abang Marianne
  • Teman-teman cowo Connell di SMA
  • Pacar-pacar Marianne (Sumpah sih, Marianne tuh selera nya payah banget – kecuali Connell sih).

Personal thoughts :

Processed with VSCO with v3 preset

Hal yang paling aku sukai saat membaca Normal people adalah buku ini ditulis dengan sangat indah. Aku kagum dengan cara Sally Rooney merangkai setiap kata menjadi sebuah cerita. 

Well, jujurly, awalnya aku kesulitan beradaptasi dengan gaya tulisan Sally Rooney. Aku akan mengulang membaca satu kalimat beberapa kali agar mengerti apa yang dimaksud, karena narasi nya yang panjang-panjang. Namun, seiring berjalannya waktu, aku menikmati membaca setiap kata dalam buku ini.

Selain itu, aspek yang paling ku ingat adalah bagaimana hubungan antar keluarga yang dialami oleh kedua tokoh utama, Marianne dan Connell. Dimana Marianne yang merupakan anak orang kaya tetapi tidak mendapatkan kasih sayang dari keluarganya. Cukup menyebalkan melihat interaksi Marianne dengan ibunya yang ignorant, apalagi abangnya yang toxic. Pengen banget kutonjok abangnya!

Sayang sekali, Sally Rooney tidak menunjukkan lebih dalam hubungan Marianne dengan keluarganya. Aku masih nggak paham kenapa Marianne diperlakukan seperti “anak tiri yang teraniaya.”

Berbeda dengan Marianne, hubungan Connell dan ibunya sangat dekat – mengingat memang hanya ada mereka berdua. Meskipun dia tidak berasal dari keluarga yang kaya dan dia juga tidak pernah tahu sosok ayahnya seperti apa, namun Connell memiliki seorang Ibu yang suportif dan selalu ada untuknya.

Normal People bukanlah bacaan yang ringan. Buku ini tidak disarankan dibaca saat kalian sedang merasa burn out ataupun sedang banyak pikiran negatif. 

Aku aja bacanya penuh emosi dan frustasi. 

Contohnya, melihat perjuangan Connell untuk sembuh dari perasaan kehilangan dan bersalah nya ketika salah satu teman sekolahnya bunuh diri, sungguh tidak mudah.

Kemudian Marianne. Menurutku Marianne juga perlu bercerita kepada seseorang yang ahli – seperti Connell yang memutuskan untuk menemui terapis.

Terlepas dari semua itu, Normal People tetap aku rekomendasikan untuk dibaca. I gave it 4/5 stars!

Jujurly, aku jauh lebih suka serial adaptasi nya sih –  yang bisa ditonton di Hulu! Aku hanyut dalam chemistry Connell dan Marianne yang diperankan oleh Paul Mescal dan Daisy Edgar-Jones. Mbak Daisy memang never fails to amaze me! (I also lover her acting on Where the Crawdads Sing).

Salah satu adegan favoritku pas Connell dan Marianne sepedaan – duh ilee manis bener lovebirds ini!

source : tatler.com
source : deadline.com

Leave a comment